Laporan Akhir Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (DPPW)


 

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (DPPW)

 

“ ANALISIS POTENSI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR ”

 

Dosen Pengampu:

Ir. Kemal Wijaya, MT.


Disusun Oleh:

Kurnia Sandi

18025010129

 

 

 

 

 

 

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

SURABAYA

2021



I.        PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Kabupaten lamongan merupakan salah satu wilayah yang ada di provinsi jawa timur yang memiliki beberapa sektor budidaya seperti pertanian perikanan perdagangan dan  industri. Berdasarkan posisi geografis kabupaten lamongan memiliki suatu batas-batas yang di sebelah utara yaitu laut jawa sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten jombang dan mojokerto serta sebelah barat berbatasan dengan kabupaten mojokerto tuban dan sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Gresik (Rokhmawati 2019). Kabupaten lamongan memiliki rata-rata luas wilayahnya kurang lebih 1812,8 km2  dari luas wilayah provinsi jawa timur. Kondisi  topografi pada kabupaten lamongan memiliki suatu tinjauan dengan ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan yang terdiri dari dataran rendah dengan tingkat ketinggian  0-25 meter (Camalia 2015).

Kabupaten lamongan memiliki 27 kecamatan dan juga memiliki  dataran yang dibentang oleh sungai bengawan solo. Kabupaten lamongan memiliki suatu potensi diantaranya adalah pertanian kehutanan dan perikanan yang dapat meningkatkan suatu perekonomian yang ada di kabupaten lamongan tersebut.  Pertanian kehutanan dan perikanan atau atau juga disebut dengan usaha tani ini merupakan bisnis berbasis usaha di bidang pertanian yang mengacu pada pandangan ketahanan pangan dan rantai sektor pangan atau (food supply chain) (Zamida 2017). Hal tersebut  dapat menjanjikan suatu pertumbuhan ekonomi pada wilayah dan perkembangan produk tersebut yaitu pdrb atau produk domestik regional bruto di suatu daerah khususnya di kabupaten lamongan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 mencapai 37,28% dengan perolehan sektor pertanian kehutanan dan perikanan serta sektor informasi dan komunikasi yang mencapai 5, 34%. Pertumbuhan perekonomian ini akan berdampak pada suatu produk domestik regional bruto yang ada di kabupaten lamongan dengan mengetahui sektor-sektor mana saja yang menyebabkan perubahan pada pertumbuhan ekonomi (Yuda 2014). Salah satu kartu bertumbuh suatu perkembangan sektor  di berbagai bidang dan juga perhitungan unsur inflasi pada struktur ekonomi. 

Suatu wilayah pasti memiliki potensi potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut tergantung dengan sumber daya yang ada.  Adanya karakteristik sumber daya tersebut pada masing-masing wilayah akan mempengaruhi pembangunan antar daerah pada masing-masing sektor. Untuk kabupaten lamongan dalam bidang perekonomian terletak pada sektor pertanian terutama pada sub tanaman bahan pangan dan juga sub sektor perikanan.  Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada ada ekonomi pasti memiliki kelemahan  dan keuntungan dari daerahnya sendiri sehingga pemerintah daerah dapat meningkatkan daya saing di daerahnya dalam berbagai sektor (Jayanto 2019).

 

1.2         Tujuan

Untuk mengetahui struktur dan konsep dasar tentang wilayah kabupaten lamongan serta analisis potensi-potensi yang dimiliki oleh kabupaten lamongan dari berbagai sektor seperti kependudukan, pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, perdangangan, ketenagakerjaan dan sebagainnya secara kompleks dan mendalam.


1.3         Peta Administrasi Kabupaten Lamongan





II.              HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1         Hasil Pengamatan

2.1.1   Analisa data Kependudukan








2.1         Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diberikan sedikit bahasan yaitu hasil analisa beberapa pengamatan mengenai potensi wilayah di kabupaten lamongan, jawa timur meliputi data kependudukan, data komoditas unggulan, data tata guna lahan dan data analisa perhitungan LQ sebanyak 27 kecamatan dilakukan dengan mempertimbangkan suatu referensi dari sumber data kabupaten lamongan seperti data badan pusat statistik (BPS) kabupaten lamongan, jawa timur.

Pada hasil pengamatan data analisa kependudukan yaitu rasio berdasarkan jenis kelamin di kabupaten lamongan persentase rasio terbesar adalah kecamatan paciran sekitar 7,17% dan persentase terkecil adalah kecamatan sukorame sekitar 1,52% sedangkan hasil pengamatan kepadatan penduduk wilayah lamongan pada beberapa kecamatan dan luas wilayah yaitu didapatkan jumlah jiwa terbanyak adalah kecamatan paciran dengan luas wilayah 4789 km2 serta persentase kepadatan penduduk mencapai 20,42% dan jumlah penduduk sebanyak 97803 jiwa.

Pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan dampak yang sangat luas apalagi jika pertumbuhan penduduk yang terjadi cenderung berdampak negatif, hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh sarana dan prasarana yang memadai, banyak sekali dampak negatif yang dapat ditimbulkan, terutama dampak di bidang ekonomi, pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di imbangi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga menimbulkan pengangguran di mana-mana (Hardianto 2020)

Hasil pengamatan kedua adalah tata guna lahan di kabupaten lamongan yaitu didapatkan pengelolaan lahan kehutanan dan sawah irigasi dengan persentase mencapai 18,60% dan 18,47%. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.

Hasil pengamatan berikutnya adalah komoditas unggulan yang ada di kabupaten lamongan yaitu komoditas pertanian dan peternakan. Komoditas pertanian yang menjadi unggulan oleh para petani masyarakat lamongan adalah tanaman pangan seperti padi dan jagung. Untuk tanaman padi tingkat produksi terbesar adalah di kecamatan sugio dengan hasil produktivitas 87591 ton/ha sedangkan tanaman jagung produksi terbesar yaitu kecamatan solokuro dengan hasil 93128 ton/ha. Selain itu pada komoditas unggulan bidang peternakan adalah sapi, kuda, kambing dan domba. Jumlah ekor ternak terbanyak dari jenis sapi sebanyak 12708 ekor di kecamatan sambeng, kuda (41) dan domba (6264) ekor di kecamatan babat, dan kambing sebanyak 6695 ekor di kecamatan Laren. Sektor komoditas baik pertanian maupun peternakan sangat berpengaruh dalam struktur ketahanan pangan dan juga meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut.

Pengamatan terakhir yaitu LQ (Location Quotient) yaitu suatu perhitungan pendapatan di suatu wilayah tertentu dengan merujuk pada PDRB (Produk Domestik Regiona Bruto). Pada Analisa LQ di kabupaten lamongan pada berbagai sektor salah satunya adalah sektor industry pengolahan yang  menjadikan angka PDRB terbanyak sekitar 2851541 hektar dengan hasil analisa LQ adalah 0,35 sedangkan untuk sektor yang paling berperan dalam ketahanan pangan adalah sektor pertanian, peternakan dan kehutanan yaitu dengan angka PDRB sebanyak 8505396 hektar dengan analisis LQ sebanyak 3,01. Nilai LQ pada sektor pertanian, kehutanan dan peternakan di kabupaten lamongan adalah >1 yaitu sektor tersebut termasuk kedalam ector unggulan sebaliknya pada sektor Industry Pengolahan nilai LQ yaitu < 1 yang berarti sektor tersebut dikabupaten lamongan bukan tergolong unggulan walaupun angka PDRB termasuk kategori tertinggi. 


III.              KESIMPULAN

Berdasarkan semua hasil pengamatan dan pembahasan yang telah diberikan, dapat di lakukan sebuah beberapa simpulan yaitu :

1.   1. Kabupaten lamongan merupakan salah satu wilayah yang ada di provinsi jawa timur yang memiliki beberapa sektor budidaya seperti pertanian perikanan perdagangan dan  industry pengolahan.

2.  2. Pada hasil pengamatan data analisa kependudukan yaitu rasio berdasarkan jenis kelamin di kabupaten lamongan persentase rasio terbesar adalah kecamatan paciran sekitar 7,17%

3. 3. Persentase kepadatan penduduk di kecamatan paciran, lamongan mencapai 20,42% dan jumlah penduduk sebanyak 97803 jiwa dan termasuk tingkat kepadatan penduduk terbesar.

4. 4.  Hasil pengamatan kedua adalah analisa tata guna lahan di kabupaten lamongan yaitu didapatkan pengelolaan lahan kehutanan dan sawah irigasi dengan persentase mencapai 18,60% dan 18,47%.

5. 5. Komoditas pertanian yang menjadi unggulan oleh para petani masyarakat lamongan adalah tanaman pangan seperti padi dan jagung. Untuk tanaman padi tingkat produksi terbesar adalah di kecamatan sugio dengan hasil produktivitas 87591 ton/ha sedangkan tanaman jagung produksi terbesar yaitu kecamatan solokuro dengan hasil 93128 ton/ha.

6.  6. Sektor komoditas unggulan bidang peternakan adalah sapi, kuda, kambing dan domba. Jumlah ekor ternak terbanyak dari jenis sapi sebanyak 12708 ekor di kecamatan sambeng, kuda (41) dan domba (6264) ekor di kecamatan babat, dan kambing sebanyak 6695 ekor di kecamatan Laren.

7.  7. Nilai LQ pada sektor pertanian, kehutanan dan peternakan di kabupaten lamongan adalah >1 yaitu sektor tersebut termasuk kedalam sektor unggulan yaitu 3,01.



DAFTAR PUSTAKA

Camalia, Mahabbatul. 2015. “TOPONIMI KABUPATEN LAMONGAN (KAJIAN ANTROPOLOGI LINGUISTIK).” PAROLE: Journal of Linguistics and Education.

Hardianto, Jonathan. 2020. “Korelasi Kepadatan Penduduk Dan Penyebaran COVID19.” RUJAK (Center for Urban Studies).

Pratama, Desfagri, Dian Wijayanto, and Bogi Budi Jayanto. 2019. “Valuasi Ekonomi Dampak Keberadaan PPN Brondong Lamongan, Jawa Timur.” Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology.

Rokhmawati, Dini Rizki, and Sardjito. 2019. “Penentuan Jenis Komoditas Unggulan Sub Sektor Perikanan Budidaya Di Kabupaten Lamongan.” Jurnal Sains Dan Seni Its.

Yuda, Dewi Karina, and Prananda Navitas. 2014. “Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian).” Jurnal Teknik ITS.

Zamida, Zamida. 2017. “ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN LAMONGAN ( ANALISIS LOCATION QUOTIENT).” Develop.



Komentar