DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (DPPW)

 

PERMASALAHAN KAWASAN PERTANIAN

KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

(Kurnia Sandi - 18025010129)



A.        Pendahuluan

Salah satu julukan dari negara republik Indonesia adalah negara agraris. Dimana Indonesia Sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Negara Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang indah serta didalamnya memiliki sumber daya alam yang melimpah. Setiap wilayah bagian dari Indonesia pasti memiliki lahan pertanian dalam menjaga ketahanan pangan nasional salah satunya adalah wilayah kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Beberapa sektor yang bergerak di kabupaten lamongan diantarannya adalah pertanian, perikanan dan perkebunan. Pemanfaatan semua sektor tersebut dilakukan secara berkelanjutan dan dipergunakan secara baik. Wilayah tersebut memiliki banyak lahan pertanian dan persawahan untuk menstabilkan perekonomian. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km² setara  181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan panjang  garis pantai sepanjang 47 Km (Kabupaten and Lamongan 2016).


B.        Konsep Lembaga Kemasyarakatan (RT/RW)

Suatu wilayah wajib memiliki sebuah kepemimpinan dalam menjaga kerukunan, kemanan dan kesejahteraan antar warga didalamnya. Oleh karena itu pembentukan sebuah RT (Rukun Tetangga) maupun RW (Rukun Warga) sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan tersebut. Kabupaten lamongan memiliki RT/RW yang sangat mementingkan sosialisasi dan kerukunan dalam menciptakan sikap warga yang gotong royong, kebersamaan dan toleransi antar sesama. Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan baru baru ini mengeluarkan Peraturan Daerah terbaru yang mengurusi Lembaga Kemasyarakatan Desa, yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa. Pasal 1 Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa, menjelaskan bahwa RT dan RW dibentuk melalui musyawarah mufakat masyarakat setempat dalam rangka memelihara dan melestarikan kerukunan kehidupan masyarakat antar tetangga berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan (Nurcholis 2020).


C.        Kawasan Sektor Budidaya

Kabupaten Lamongan memiliki banyak Kawasan baik tergolong dalam pembudidayaan maupun non-budidaya. Beberapa Kawasan sektor budidaya adalah pertanian dan perikanan yang sangat menonjol hingga pada saat ini. Sedangkan non-budidaya yaitu perdagangan, industri, keuangan, jasa dan lain sebagainnya. Menurut (Mujib 2019) Ada sektor golongan sebagai unggulan kabupaten lamongan yaitu :

1.    Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan,

2.    Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas: industri tekstil, barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan),

3.    Sektor bangunan / kontruksi,

4.    Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor

perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel),

5.    Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta

6. Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan, rekreasi, dan perorangan dan rumah tangga).


D.        Kawasan Bidang Pertanian

    Wilayah Lamongan merupakan suatu area yang sangat menonjol di bidang pertanian terutama tanaman pangan yaitu padi dan jagung. Kabupaten Lamongan sebagai sentra padi regional dan nasional, Budidaya padi sehat adalah menghasilkan dan menjanjikan, sebagai gambaran beras medium/umum ada di kisaran harga 8.300/kg sedangkan beras premium termasuk kategori beras sehat berkualitas di kisaran harga 9.700/kg (lamongankab.go.id) dengan tujuan mewujudkan pertanian di era revolusi industri 4.0 yang berbasis pendekatan agro ekologis/ramah lingkungan. Begitu juga dengan pertanian tanaman pangan jangung yaitu menghasilkan panen raya sekitar Luas panen jagung di Kabupaten Lamongan Tahun 2018 sebesar 48.334 ha. Luas panen jagung Minggu I-III Februari 2019 di Kecamatan Modo (lokasi panen jagung) sebesar 1.627 ha dengan rata-rata produktivitas 10,3 ton/ha (balittas.litbang.pertanian.go.id).



(Sumber : sipola-dpmptsp.lamongankab.go.id/)


E.        Permasalahan dan Hambatan pada pertanian 

Setiap bidang yang dapat memberikan kemajuan pada suatu wilayah akan berdampak pada perkembangan bidang tersebut. Hambatan demi hambatan pasti datang yang menyebabkan penurunan baik produktivitas, sosial dan ekonomi. Kawasan sektor pertanian di kabupaten lamongan memiliki sebuah permasalahan seperti kemampuan lahan pertanian dari segi tingkat kesuburan tanah rendah dan curah hujan tinggi yang dapat membebani para petani kabupaten lamongan serta mengakibatkan kegagalan budidaya tanaman hingga produksi tanaman nantinya secara drastis mengalami penurunan stabilitas. Dalam kasus tingkat kesuburan tanah di kabupaten lamongan, tidak semua Kawasan atau wilayah memiliki kesuburan tanah yang rendah akan tetapi hal tersebut juga harus dipertimbangkan secara matang dalam upaya penaggulangan agar menjaga tingkat ketahanan pangan apalagi kabupaten lamongan memiliki julukan Lumbung Pangan Nasional. Dan salah satu faktor utama dalam budidaya pertanian adalah kesuburan tanah.

Dilansir dari (jurnalpost.com) Sedangkan curah hujan yang merupakan faktor terpenting untuk ekologi. Bulan Desember menjadi puncak curah hujan tertinggi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Menurut perkiraan cuaca oleh BMKG Kelas II Malang yang diterbitkan pada 23 Oktober 2020, hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan mengalami curah hujan sebesar 201-300 mm dan mencapai 400 mm di beberapa daerah. Akibat hujan yang turun terus menerus di beberapa minggu terakhir, banyak lahan pertanian yang terendam hingga mengakibatkan para petani di Lamongan terancam gagal tanam. peristiwa gagal tanam ini hampir serentak di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan akibat hujan deras setiap harinya. Belum ada solusi terbaik untuk mengantisipasi kondisi tersebut, selain menunggu air surut.


F.         Kesimpulan

Kabupaten Lamongan, Jawa Timur merupakan suatu wilayah kabupaten dengan sektor pertanian yang bisa dikatakan mumpuni. Lamongan juga memiliki julukan yaitu lumbung pangan nasional. Sektor pertanian di kabupaten lamongan cukup memberikan kontribusi dalam ketahanan pangan bangsa bahkan berkelanjutan pada perdagangan internasional misalnya ekspor jagung. Tidak hanya pertanian, kabupaten lamongan memiliki banyak Kawasan sektor seperti perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, industri, pembangunan, dan lain-lain. Dalam hal permasalahan yang dihadapi kabupaten lamongan untuk Kawasan sektor pertanian adalah faktor curah hujan tinggi dan kesuburan lahan pertanian yang bisa dikategorikan rendah dan sedang. 



DAFTAR PUSTAKA

https://lamongankab.go.id/bakesbang/post/903

http://balittas.litbang.pertanian.go.id/index.php/id/kelti/58-berita/1343-kunjungan-kerja-menteri-pertanian-republik-indonesia-di-kabupaten-lamongan

https://jurnalpost.com/curah-hujan-tinggi-petani-lamongan-terancam-gagal-tanam-tanggung-jawab-siapa/15627/

http://sipola-dpmptsp.lamongankab.go.id/potensi/pertanian

Kabupaten, and BPS Lamongan. 2016. “Profil Kabupaten Lamongan.” Profil Kabupaten Lamongan: 144. http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1503386009002__BAB_2_PROFIL_KAB1.pdf.

Mujib, Muhammad. 2019. “Analisis Kebutuhan Investasi Sektor Potensial Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Lamongan Pada Tahun 2020.” OECONOMICUS Journal of Economics.

Nurcholis, Hanif. 2020. “Hanif Nurcholis, Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Jakarta: Erlangga, 2011), 1. 1.” 2: 1–15.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Akhir Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (DPPW)